
Sanggar Mitra Satata, dengan dukungan UPT Sanggar Seni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro, menyelenggarakan Workshop Melukis bagi guru TK, PAUD, dan RA se-Kota Metro pada Jumat, 14 November 2025 di Gedung Nuwo Budayo. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kompetensi pendidik dalam bidang seni rupa, khususnya dalam pengembangan kreativitas pembelajaran anak usia dini. Workshop dimulai pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga sore hari.
Kegiatan ini diselenggarakan untuk menjawab kebutuhan guru dalam mengenalkan kegiatan seni rupa yang variatif dan kontekstual. Salah satu fokus workshop adalah pemanfaatan media tembikar sebagai sarana berkarya seni rupa yang dapat melatih motorik halus dan kreativitas anak usia dini.
Panitia memulai persiapan sejak pukul 07.00 WIB. Peserta dari berbagai lembaga pendidikan anak usia dini di Kota Metro hadir melakukan registrasi pukul 08.00 WIB. Acara resmi dibuka pukul 08.15 WIB oleh pewara, dilanjutkan sambutan Ketua Sanggar Mitra Satata, Baktiono, serta sambutan perwakilan UPT Sanggar Seni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro, Dame Maria Sihotang, S.E. Kedua sambutan tersebut menekankan pentingnya pembinaan seni budaya dan peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan.

Memasuki sesi materi pukul 08.30 WIB, narasumber Indrayati menyampaikan pengantar mengenai konsep ekspresi seni sebagai sarana anak menyalurkan gagasan, emosi, dan imajinasi melalui karya. Peserta kemudian diperkenalkan pada media tembikar yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan berkarya bagi anak usia dini. Tembikar seperti pot kecil, vas, atau piring tanah liat dinilai aman dan mudah diaplikasikan dalam pembelajaran seni di sekolah.
Pada sesi ini, narasumber menjelaskan tahapan melukis tembikar secara lebih rinci untuk membantu guru memahami prosesnya sebelum diterapkan kepada anak. Tahap pertama adalah persiapan media, yaitu membersihkan permukaan tembikar dari debu atau minyak agar cat dapat menempel dengan baik dan hasil akhir lebih rapi. Tahap kedua adalah pembuatan sketsa, di mana peserta diminta menggambar pola atau desain sederhana menggunakan pensil sebagai panduan sebelum pewarnaan dilakukan. Bagi anak usia dini, pola dianjurkan sederhana agar mudah dijiplak.

Tahap berikutnya adalah pewarnaan, yang dilakukan dengan mewarnai bagian besar terlebih dahulu sebelum beralih ke detail kecil. Teknik ini membantu menjaga kerapian dan keseimbangan komposisi warna. Setelah pewarnaan selesai, tembikar memasuki tahap pengeringan, yaitu dibiarkan mengering secara alami tanpa alat panas agar warna menempel sempurna dan tidak mudah luntur. Rangkaian tahapan ini menjadi dasar pemahaman bagi guru untuk mengajarkan seni melukis tembikar dengan cara yang sederhana dan efektif.
Selain tahapan teknis, narasumber memaparkan alat yang umum digunakan seperti cat akrilik atau cat poster, kuas berbagai ukuran, palet, air, serta kain lap. Berbagai inspirasi motif yang dapat digunakan anak pun disampaikan, meliputi motif alam seperti bunga, kupu-kupu, dan daun; motif geometris seperti garis, titik, dan zigzag; motif budaya lokal seperti pola batik; serta motif bebas sesuai imajinasi anak. Narasumber juga memberikan beberapa tips penting, di antaranya memutar tembikar perlahan saat menggambar, menyiapkan pola sederhana untuk memudahkan anak, serta menghindari desain yang terlalu rumit.

Sesi materi berlangsung hingga pukul 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan istirahat, salat, dan makan. Pada pukul 13.00 WIB, kegiatan berlanjut dengan sesi praktik. Peserta mempraktikkan langsung teknik melukis tembikar sesuai tahapan yang telah dipelajari. Setiap peserta mendapatkan media tembikar serta alat melukis yang telah disiapkan panitia. Narasumber memberikan pendampingan teknis selama praktik berlangsung, mulai dari cara membuat sketsa, mencampur warna, membangun gradasi, hingga menuntaskan detail karya.
Selama sesi praktik, peserta tampak antusias mencoba berbagai motif sesuai yang disampaikan dalam materi. Narasumber memberikan bimbingan satu per satu untuk memastikan proses berjalan sesuai tahapan serta menyesuaikan pendekatan dengan karakter pembelajaran seni anak usia dini. Praktik berlangsung hingga pukul 15.00 WIB, kemudian peserta menyelesaikan karya masing-masing dan meninggalkan lokasi kegiatan secara bertahap.

Workshop Melukis Tembikar bagi guru TK/PAUD/RA se-Kota Metro ini diharapkan dapat memperluas wawasan guru dalam menghadirkan kegiatan seni rupa yang menarik, mudah diterapkan, dan sesuai dengan dunia anak. Penguatan materi mengenai media tembikar, teknik melukis, serta tahapan aplikatif yang sederhana menjadi bekal penting bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran seni di sekolah masing-masing. Dengan adanya kegiatan ini, guru diharapkan lebih percaya diri dalam merancang kegiatan seni yang mendukung kreativitas dan tumbuh kembang peserta didik.