Dewan Kesenian Metro

Sejarah Dewan Kesenan Metro

Keberadaan Dewan Kesenian Metro menjadi tonggak perkembangan Ekosistem Seni & Budaya di Era Milenium Awal 2000. Dewan Kesenian Metro (DKM) adalah sebuah lembaga yang didirikan guna pengembangan kehidupan Seni dan budaya di wilayah Kota Metro – Lampung serta dibentuk oleh masyarakat (seniman). Pada masa awal berdirinyaDKM dipelopori oleh Para Seniman yang merasa Gelisah terhadap perkembangan Seni dan budaya, Ialah : Syamsul Arifin ‘Cak Sul’, Rifian Hadi ‘Cheppy’, Anthoni, Fadilayani “Fadel”, Musta’a Basran (Jurnalis) yang berani mencetuskan, dan Merencanakan Lahirnya Sebuah Organisasi /Lembaga Seni Budaya yang mampu Menggerakan, Mengakomodir, serta Menumbuh-Kembangkan Ekosistem Seni Budaya yang berada di Kota Metro.

Setelah mendapatkan Surat undangan dari Dewan Kesenian Lampung Nomor: 201/DKL/Sekret/XII/2002, tentang Rekomendasi Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Dewan Kesenian/Seniman serta Naskah Deklarasi Seniman se- Propinsi Lampung. Maka semakin kuatlah keinginan mereka untuk segera mendirikan Dewan Kesenian Metro, dalam Kongres Kesenian yang di Taja Dewan Kesenian Lampung Tersebut dihasilkan sebuah kesepakatan untuk menghidupkan Lembaga – lembaga seni di daerah masing – masing. Kala itu di pimpin langsung oleh Hari Jaya Ningrat selaku Ketua Harian DKL.

Dengan dibantu beberapa Tokoh Masyarakat Metro seperti Sudarsono, Ahmad Mujib, Alm. Kisud, dan Jurnalis seperti Agus Chandra “A’ab”, Dwi Rianto, Juniardi, Serta Sanggar Mitra Satata, Jamus Kalimusodo mencoba Melihat kegelisahan tersebut dan menyusun Strategi untuk mengakomodir, terbentuknya DKM. Jalan pertama yang ditempuh ialah melalui Jalan Komunikasi dengan para Pemangku kebijakan di Kota Metro Yaitu DPR.  Pertemuan itu disambut baik Oleh Beberapa Anggota DPR Kota metro kala itu, yakni : Tri Legowo, Amir Hamzah, Sugeng Hariono, Sigit Rahmanto, Tato Gunarto, dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai Rencana, Rancangan, Strategi serta Tujuan dibentuknya Dewan Kesenian Daerah / DKM. Hasil pertemuan tersebut melahirkan Terbentuknya Dewan Kesenian Metro. Tepat pada tanggal 1 Januari 2003 Secara Resmi disahkan menjadi hari jadi Dewan Kesenian Metro.

Masa Kepemimpinan Pertama periode 2003 S/d 2008

Setelah Perencanaan Pembentukan Dewan Kesenian Metro Terbentuk maka disusunlah Tim Formatur Pembentukan Pengurus.Pelantikan pertamakali mundur dari Rencana awal Januari dikarenakan Situasi dan Kondisi yang belum Efektif, hingga berhasil dilaksanakanya pada tanggal 22 – 23 Agustus 2003 dan hasil Surat Keputusan Walikota Metro Nomor: 286/KPTS/D-3/2003, tanggal 1 Agustus 2003, tentang Pengukuhan Pengurus Dewan Kesenian Metro Periode 2003-2008. diperolehlah Nama – nama Pengurus Sebagai Berikut :

Pengurus Dewan Kesenian Metro Periode Jabatan 2003 – 2008

Dewan Penasehat

:

1.    Tri Legowo

2.    Amir Hamzah

3.    Sugeng Hariono

4.    Sigit Rahmanto

5.    Sudarsono

Pengurus Harian

  

Ketua Umum 

:

Tato Gunarto

Ketua Harian 

:

Syamsul Arifin ‘Cak Sul’

Sekertaris

:

Fadilayani

Bendahara

:

Sri Wijiastuti “Ipung”

Pengurus Komite

  

Komite Tari

:

Anthoni, Sri Mumpuni

Komite Musik

:

Abdi, Bagus Margono, Sukar

Komite Rupa

:

Sasmita, Bambang Ahmad, Abidin, Irianto

Komite Teater & Sastra

:

Agus Chandra “A’ab”,Rifian Hadi‘Cheppy’,Musta’a Basran

Komite Kesenian Rakyat

:

Bambang ‘Keroncong’, Dwi Rianto, Juniardi, Ma’aruf

Pelantikan Pengurus Dewan Kesenian Metro Masa Bhakti 2003 s/d 2008 dilantik langsung Oleh Walikota Metro, Bapak Mozes  kala Itu, Rangkaian acara dilaksanakan 2 hari 2 malam dengan mengangkat Seni Budaya dan Tradisi dikota Metro, beberapa agenda kegiatanya yaitu : Pentas Seni Budaya Tari Tradisional, Musik Band, Pameran Seni Rupa, Serta Lomba Mewarnai Gambar bagi anak – anak  yang mampu menyedot hingga 3000 peserta.

Era Awal Kepengurusan DKM Sempat disanksikan mengingat Tantangan Berat yang dihadapi Bukan hanya Soal Pengembangan Seni dan Budaya saja melainkan Juga kondisi Kas yang butuh Asupan guna mendukung program kerja.  Lokasi Awal Sekertariat Pertama Dewan Kesenian Metro Berada di Jl. Krakatau, Yosorejo (Komplek Belakang RSUD Ahmad Yani) lalu Dipindahkan lagi ke Jl. Gn. Lawu, Yosorejo, Metro Timur (Komplek Lapangan Xaverius) Kec. Metro Timur. Sejarah Logo DKM Pertamakali dibuat oleh Pengurus DKM Melalui Ukiran Sugeng Hariono. Logo tersebut dirasa sangat mewakili DKM dan Kota Metro kala itu hingga saat ini.

Pada tahun 2005 Sempat terjadi pergantian Kepengurusan di DKM, Rifian Hadi ‘Cheppy’ Menggantikan Syamsul Arifin ‘Cak Sul’ Sebagai Ketua Harian dikarenakan Sebab dan Lain Hal pada waktu itu. Keberadaan DKM pun sangat didukung oleh beberapa Rekan DPR yang juga menjadi Dewan Penasehat kala itu. Kegiatan tersebut dibantu oleh Sanggar Mitra Satata asuhan Bapak Bambang Ahmad. Program Kerja DKM diisi dengan berbagai macam Kegiatan Pengembangan Seni Budaya dikota Metro, Antara lain Pentas Musik & Sastra di Kampus STAIN Metro Pada Tahun 2005, Menggelar Pameran Lukisan Para Seniman Lukis Metro, Lalu mengikuti Pameran Lukisan di Ancol (Jakarta) 2007, Serta Peluncuran Buku Antologi Puisi : ‘100 Meter dari Gardu Pos Kota’ pada 2008.

Masa Kepemimpinan Ke-dua periode 2008 S/d 2012

Pada masa Periode Ke-dua Tonggak Kepengurusan Dewan Kesenian Metro Tidak Banyak mengalamai Perubahan,  Nama – nama Pengurus Sebagai Berikut :

Pengurus Dewan Kesenian Metro Periode Jabatan 2008 – 2012

Dewan Penasehat

:

1.    Ampian Bustami

2.    Sugeng Hariono

3.    Sigit Rahmanto

4.    Sudarsono

Pengurus Harian

  

Ketua Umum         

:

Tato Gunarto

Ketua Harian         

:

Rifian Hadi ‘Cheppy’

Sekertaris

:

Yudiana

Wakil Sekertaris

 

Fadilayani “Fadel”

Bendahara

:

Anthoni

Wakil Bendahara

:

Feri Handono

Pengurus Komite

  

Komite Tari

:

Susanto “Koko”, Nara, Selly Novi

Komite Musik

:

Abdi, Akbar, Sukar

Komite Rupa

:

Medi, Muksin, Joni Putra

Komite Teater  Komite  Sastra

:

Agus Chandra “A’ab”, Ma’ruf,  Musta’a Basran, Solihin ‘Utjok’, Ahmad Muzakki

Komite Kesenian Rakyat

:

Bambang ‘Keroncong’, Arif Wahyudi 

Dalam Periode ini Aktivitas Seni & Budaya semakin berkembang, Hal tersebut terlihat dari beberapa Karya yang dilakukan DKM Antara Lain : Pop Singer Serta Pendampingan Penulisan Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kota Metro hingga Terbit di Media Cetak, Melakukan Kerjasama dengan Berbagai Instansi yag mendukung pertumbuhan Seni & Budaya di Metro. Dan mengelola Sebuah Stasiun Radio yang diberi nama Radio KB ‘Kebudayaan’ yang mengudara sejak tahun 2006, didalamnya banyak diisi seputar rubrik seni dan kebudayaan.

Di masa Berkembangnya Iklim Kesenian di Kota Metro, tahun 2009 – 2010 Kepengurusan DKM Sempat fakum karena beberapa pengurus tidak aktif termasuk ketua umum, melihat hal tersebut Rifian hadi dan Anthoni terus berjuang melaksanakan program kerja yang harus dilaksanakan DKM, Salah satu capaianya yaitu Aset Sekertariat baru Dewan Kesenian Metro yang bertempat di Gedung Sesat Agung  (Sekarang Gd. Nuwo Budayo). Aktivitas kesenian tetap berjalan seperti Pelatihan Tari Bedana, Vocal, Musik pada Tahun 2010 hingga akhir masa periode Tersebut.

Masa Kepemimpinan Ke-Tiga periode 2012 S/d 2017

Pada masa Periode Ke-Tiga Tonggak Kepengurusan Dewan Kesenian Metro banyak diisi oleh nama – nama dan wajah baru, hal itu dilakukan untuk  mengsinergikan generasi penerus di badan Organisasi Dewan Kesenian Metro. Dalam Surat Keputusan Walikota Metro tahun 2012 maka diputuskan Nama – nama Pengurus Sebagai Berikut :

Pengurus Dewan Kesenian Metro Periode Jabatan 2012 – 2017

Dewan Penasehat

:

1.    Tato Gunarto

2.    Sugeng Hariono

3.    Sigit Rahmanto

Pengurus Harian

  

Ketua Umum 

:

Rifian Hadi ‘Cheppy’

Wakil Ketua 1

:

Muadin Efuari

Wakil Ketua 2

:

Agus Chandra “A’ab”

Wakil Ketua 3

:

Fadilayani

Sekertaris

:

Elda S Tambara

Bendahara

:

Anthoni

Pengurus Komite

  

Komite Tari

:

Susanto “ Koko”,  Selly Novi,  Murdoko

Komite Musik

:

Abdi Rawanadi, Suryadi, Yunita Virya

Komite Rupa

:

Medi, Muksin, Mugo, Baktiono

Komite Teater 

:

Ahmad Hairudin, Septi Rahmawati, Ray Mengku Sutentra

Komite  Sastra

:

Solihin ‘Utjok’, Ahmad Muzakki, Fatrohul Mubaroq

Komite Kesenian Rakyat

:

Bambang ‘Keroncong, Arif Wahyudi

Komite Film & Foto Graphy

:

Edi, Dwi Widodo, Asto Setiawan, Ade “Ompong”, Hidayat Muklis

Melihat pertumbuhan Kota yang semakin dinamis DKM tak kekurangan cara dalam menjalankan program kerja, perkembangan Teknologi menjadi salah satu yang diupayakan, Hal tersebut dimulai dengan dibuatnya Buletin Budaya Kota Metro yang bertugas Mencatat & Mendokumentasikan Ekosistem Seni dan Kebudayaan  di kota Metro. Tepat pada Tahun 2013 Sekertariat DKM Juga secara Resmi dipindahkan di Jl. Jendral Sudirman, Metro Pusat, Kota Metro, Komplek Gedung Sesat Agung (Sekarang Nuwo Budayo).

 Melakukan kerjasama dengan Dewan Kesenian Lampung dalam Peluncuran Buku Akting Stanilavski, Pameran Seni Rupa, Workshop Tari, Workshop Teater, Bekerjasama Dengan Pusat Balai Bahasa Provinsi Lampung menggelar Workshop Sastra untuk Guru, Mahasiswa, dan Pelajar, Liga Teater Pelajar, Workshop Gamolan Pekhing Lampung. Dan  upaya DKM dalam Mengawal Keberlangsungan Kebudayaan maka Dicetuskanlah Festival Putri Nuban pada tahun 2013 dan hasilnya bisa kita lihat sampai sekarang perayaan Festival putri Nuban yang dihelat Sepanjang Tahun.

 Tidak sampai disitu, DKM Coba Mengawal Kebijakan kebudayaan dengan Menjadi Fasilitator pada Semiar Kebudayaan Bulan Bahasa Kota Metro dengan mendatangkan Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan KEMENDIKBUD RI), guna mendukung akar Sejarah Kota Metro lalu Membantu sumbangsih melalui Penerbitan Buku Menemu Kenali : Geneologi Kota Metro yang ditulis Oleh Ahmad Muzakki (Komite Sastra).

Masa Kepemimpinan Ke-Empat periode 2017 S/d 2021

Hasil Musyawarah Daerah Ke – 3 NO : 202 / SKPT-DKM / IX / 2017pada 14 September 2017 dengan Tema “Melanjutkan Perjalanan Kesenian” Menetapkan Muadin Efuari sebagai pemimpin Estafet Pengurus Sebelumnya, Masa Transisi Pergantian Pengurus baru Dewan Kesenian Metro.Pada masa Periode Ke-Empatkembali Kepengurusan Dewan Kesenian Metro banyak diisi oleh nama – nama dan wajah baru, hal itu dilakukan untuk  mengsinergikan generasi penerus di badan Organisasi Dewan Kesenian Metro. Dalam Surat keputusan Walikota Metro No : 649 / KPTS / D-1 / 2017 tanggal 31 Oktober tahun 2017 maka diputuskan Nama – nama Pengurus Sebagai Berikut :

Pengurus Dewan Kesenian Metro Periode Jabatan 2017 – 2021

Dewan Penasehat

:

1.    Rifian Hadi, M. Pd

2.    Elda S Tambara 

3.    Sugeng Hariono

Pengurus Harian

  

Ketua  

:

Muadin Efuari

Wakil Ketua 1

:

Anthoni

Wakil Ketua 2

:

Agus Chandra Ma’ruf “A’ab”

Wakil Ketua 3

:

Dwi Widodo, S. Pd

Sekertaris  

:

Deny Sanjaya, S.T, M.T

Sekertaris 1

:

Fadilayani, S. Sos

Sekertaris 2

:

Arif Budi Sulistiyo, S. E

Sekertaris 3

 

Rahayu Budiadi, S. Pd

Bendahara

:

1.      Nur Fitriyani

2.      Yunita Virya

Pengurus Komite

  

Komite Tari

:

Susanto

Anggota

:

Apriyani, S. Sn, M. Sn, Hanna Difetra Afath, S. Pd

Komite Musik

:

Suryadi

Anggota

:

Abdi Rawanadi Suryadi Yunita Virya, S. Pd, Agus Faelani, Ivan Syahrizal, S. Pd

Komite Rupa

:

Firmansyah, S. Pd

Anggota

:

Baktiono, S. Sn, Muksin Soleh

Komite Teater 

:

Abdul Hakim Duma Harahap, S. Sn

Anggota

:

Amin Budi Utomo, S. Pd I, M. Khaidir, C.P, S. Pd

Komite  Sastra

:

Solihin, M. Pd I

Anggota

:

Fatrohul Mubaroq, S.S, Ahmad Muzakki, M. Pd I

Komite Kesenian Rakyat

:

Bambang ‘Keroncong’

Anggota

:

Arif Wahyudi, S. Pd,  Murdoko

Komite Film & Foto Graphy

:

Edi Suranto

Anggota

:

Mujiyono Yasin, Wanda

Gebrakan Kegiatan yang ditaja Pengurus baru Dewan Kesenian Metro tidak lagi bersifat Kedaerahan tapi ruang Lingkup Nasional, hal itu terbukti dari terselengarakanya Workshop Musik Jazz & Jam Session yang diisi Oleh Jazz Muda Indonesia Pimpinan Musisi Indro Hardjodikoro, Kanhaniya, danYoung Jazz yang cukub memukau masyarakat kota metro, dan Mengutus Perwakilan Komite Musik DKM untuk menghadiri Ngayogjazz di Yogyakarta di bawah Asuhan Djaduk Ferianto. Lalu,Parade Teater Kota Metro dan Workshop Penyutradaraan Teater yang diisi Oleh Iswadi Pratama (Teater Satu Lampung), Festival Musik Kroncong dan Kuda Lumping, Pentas Teater Keliling Monolog Puisi, Terlibat dalam Penggarapan Tari Kolosal Festival Putri Nuban, Serta Peluncuran Antologi 4 Penyair Metro Sehimpun Puisi : Metafora Kota.

Dalam Masa Bhakti ini Dewan Kesenian Metro Membentuk Kebijakan pengembangan kesenian Secara Komprehensif. Hal tersebut  tercermin dalam bentuk program tahunan yang diajukan dengan menitikberatkan pada skala prioritas masing-masing komite. Anggota DKM berjumlah 26 orang, terdiri dari para seniman, budayawan dan pemikir seni, yang terbagi dalam 6 komite: Komite Film & Fotografi , Komite Musik, Komite Sastra, Komite Seni Rupa, Komite Tari dan Komite Teater.

Kedudukan Dewan Kesenian Metro

Kedudukan Dewan Kesenian Metro adalah Sebagai mitra kerja Pemerintah Kota Metro yang bertugas ikut merumuskan arah kebijakan guna mendukung pembangunan dalam bidang pengembangan kesenian dan Kebudayaan. Wilayah Kerjanya Antara Lain sebagai Berikut :

  1. Penelitian
  2. Pengembangan
  3. Pendokumentasian karya dan kegiatan
  4. Kajian seni-budaya (diskusi, seminar, workshop, pelatihan)
  5. Festival
  6. Pengiriman duta seni
  7. Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain
  8. Penyediaan wahana apresiasi (pertunjukan seni, pemutaran film, pameran/gelar karya)
  1. Tugas dan Fungsi Dewan Kesenian Metro

 

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Metro No : 649 / KPTS / D-1 / 2017 tanggal 31 Oktober tahun 2017 Dewan Kesenian Metro memiliki Tugas dan fungsi sebagai Berikut :

    1. Menginvetarisasi, Menggali, dan Memadukan segenap potensi budaya Lokal.
    2. Memajukan, melestarikan, dan memelihara budaya daerah dalam rangka pembentukan   kebudayaan nasional.
    3. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pengembangan seni dan budaya daerah di kota Metro.
    4. Menumbuhkembangkan ketahanan nasional dibidang seni dan budaya.
    5. Mengadakan koordinasi antara instansi terkait dengan Dewan Kesenian Kota/Kabupaten Daerah di Indonesia, serta Lembaga Masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah.
Tugas dan Fungsi Dewan Kesenian Metro

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Metro No : 649 / KPTS / D-1 / 2017 tanggal 31 Oktober tahun 2017 Dewan Kesenian Metro memiliki Tugas dan fungsi sebagai Berikut :

    1. Menginvetarisasi, Menggali, dan Memadukan segenap potensi budaya Lokal.
    2. Memajukan, melestarikan, dan memelihara budaya daerah dalam rangka pembentukan   kebudayaan nasional.
    3. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pengembangan seni dan budaya daerah di kota Metro.
    4. Menumbuhkembangkan ketahanan nasional dibidang seni dan budaya.
    5. Mengadakan koordinasi antara instansi terkait dengan Dewan Kesenian Kota/Kabupaten Daerah di Indonesia, serta Lembaga Masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya daerah.
Scroll to Top