Bandar Lampung, 23 April 2025 — UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung sukses menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sastra Lisan Ngehahaddo di Lampung Barat”, Rabu, 23 April 2025, bertempat di Gedung Pameran Taman Budaya Lampung (TBL).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian warisan budaya takbenda, khususnya sastra lisan Ngehahaddo, yang menjadi identitas kultural masyarakat Lampung Barat. FGD ini menghadirkan sejumlah narasumber dan partisipan dari berbagai latar belakang, termasuk unsur: Bidang Kebudayaan (1 orang), Tokoh Adat (1 orang), Seniman Sastra Lisan (1 orang), dan Seniman Musik Tradisi (1 orang).
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh moderator pukul 10.00 WIB, setelah sebelumnya dilakukan registrasi peserta sejak pukul 09.00 WIB. Pada sesi pemaparan, Imas Sobariah, S.Sn, menyampaikan hasil penggalian data dan observasi terkait eksistensi dan perkembangan sastra lisan Ngehahaddo. Dilanjutkan oleh Drs. Nurdin Darsan, yang membahas dinamika perubahan sastra ini dari masa ke masa.
Suasana diskusi semakin hidup dengan pemutaran dokumentasi audio-visual praktik Ngehahaddo di masyarakat. Selain sesi tanya jawab, peserta terlibat aktif dalam diskusi kelompok yang mengeksplorasi: 1. Posisi Sastra Lisan Ngehahaddo dalam Kebudayaan Modern, serta. 2. Peluang dan Tantangan Pelestariannya. Masukan dari berbagai pihak, termasuk tokoh adat dan seniman, memperkaya rekomendasi yang disusun bersama di akhir sesi.
Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari ini ditutup dengan penarikan kesimpulan dan penyusunan rencana tindak lanjut. FGD ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan budaya lokal.
“Sastra lisan seperti Ngehahaddo tidak hanya perlu didokumentasikan, tetapi juga terus dihidupkan. Kita butuh peran semua pihak – dari budayawan hingga pelaku adat – agar warisan ini tetap relevan,” ungkap Imas Sobariah di sesi penutupan.
Dengan adanya kegiatan ini, UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung memperkuat komitmennya dalam menghidupkan dan melestarikan kekayaan budaya Lampung melalui pendekatan kolaboratif dan partisipatif.
Redaktur: Amin Budi Utomo